anak puasa
Memang tak ada batasan umur yang paten tentang kapan seharusnya seorang anak belajar menahan haus dan lapar. Namun yang pasti adalah bahwa sebaiknya anak diajar berpuasa saat ia sudah bisa mengerti alasan mengapa ia harus melakukannya.
Ibu tak perlu cemas dengan apa dan bagaimana mendidik anak berpuasa, sebab tak ada pula aturan bakunya. Semuanya itu hanya tergantung dari pribadi masing-masing anak. Namun, beberapa pertimbangan berikut mungkin bisa membantu ibu dalam mendidik si kecil untuk mengenal dunia puasa. Mari kita simak bersama.
Kenalkan anak apa itu bulan ramadhan
Ada baiknya sejak kecil, setiap bulan Ramadhan tiba, sedapat mungkin anak dilibatkan dalam berbagai kegiatan rohani yang ada meskipun jika ia sedang tidak berpuasa saat itu. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan anak betapa pentingnya ibadah dalam bulan suci tersebut. Selain diajak terlibat, ibu harus aktif dalam menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupan buah hati.
Jelaskan pada anak apa itu puasa
Jika anak sudah mulai kenal, kini ibu boleh mulai menerangkan sejarah mengapa puasa itu wajib. Tekankan pada anak bahwa puasa harus dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan hati, bukan sekedar ikut-ikutan. Anak juga sebaiknya diajar untuk tidak menggunakan puasa sebagai ajang persaingan ‘siapa yang paling kuat menahan lapar’ dengan teman-temannya. Ingatkan selalu bahwa puasa bukan soal tidak makan dan minum, namun lebih kepada sikap hati yang benar di hadapan Tuhan dan sesama.
Setahap demi setahap
setelah anak mengerti, maka ibu boleh menawarkan anak untuk mulai belajar berpuasa. Katakan bahwa godaan itu pasti timbul, namun asal ada tekad dan kesungguhan hati, maka anak pasti bisa mengatasinya. Beritahu juga bahwa anak tak perlu terlalu memaksakan diri, sebab untuk belajar berpuasa perlu waktu.
Mungkin anak bisa diminta berpuasa setengah hari saja pada awal pembelajaran, atau sekuatnya sampai dia merasa benar-benar tak mampu lagi. Intinya di sini adalah kondisi dan daya tubuh setiap anak berbeda. Jangan sampai anak sakit atau tertekan gara-gara terlalu memaksa diri. Selain itu, bukan lamanya waktu yang penting, melainkan kesungguhan hati anak. Jadi, ibu tak perlu memaksa anak memenuhi target ‘lama’ puasa sebab jika dipaksa, maka anak bisa mogok, bahkan benci berpuasa.
Dimulai dari pengertian yang benar dan langkah sederhana, maka anak pasti bisa mengikuti ibadah puasa dengan baik. Satu lagi ya bu, teladan ibu sendiri dalam bulan yang penuh berkah tersebut memegang peranan paling penting, sebab itulah yang dilihat buah hati dari orang tuanya.
baca juga